Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
https://wa.me/<+6282277963744>
BeritaLapas dan rutan

Lapas Cipinang Tampilkan Karya Batik Warga Binaan di Gelar Batik Nusantara 2025

131
×

Lapas Cipinang Tampilkan Karya Batik Warga Binaan di Gelar Batik Nusantara 2025

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, Reportasexpost.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang kembali tunjukkan komitmennya sebagai institusi pembinaan yang produktif dan berorientasi pada pemulihan Warga Binaan. Pada Rabu (30/7), karya batik hasil pembinaan di Lapas Cipinang tampil dalam ajang nasional Gelar Batik Nusantara 2025 yang berlangsung di Pasar Raya Blok M, Jakarta, dengan tema “Bangga Berbatik.”

Kepala Lapas Cipinang, Wachid Wibowo, menyebut partisipasi ini sebagai bukti nyata bahwa proses pemasyarakatan di Lapas Cipinang tidak berhenti pada aspek pengamanan semata, melainkan turut mendorong Warga Binaan menjadi pribadi yang siap kembali ke masyarakat dengan keterampilan unggulan.

“Batik ini adalah karya dari balik tembok, tapi semangatnya menembus batas. Ini ajang pembuktian bahwa Warga Binaan bisa berkarya, berdaya, dan diterima masyarakat. Lewat batik, mereka menulis harapan dan martabat di setiap goresan,” ujar Wachid.

Produk batik yang ditampilkan merupakan hasil pelatihan teknik tulis dan cap di bawah unit kegiatan batik Lapas Cipinang, yang secara konsisten dibina bersama Yayasan Batik Indonesia. Motif-motif bernuansa modern ini dihasilkan melalui proses kreatif dan rehabilitatif yang sistematis, memperlihatkan kualitas serta kedalaman makna di setiap helai kain.

Kepala Bidang Kegiatan Kerja, Yopi Febrianda, menjelaskan bahwa salah satu karya unggulan yang ditampilkan adalah Batik Lintas Lima—batik yang tidak hanya indah secara visual, tetapi sarat makna reflektif.

“Batik Lintas Lima lahir dari ruang pembinaan yang paling sunyi, namun paling bermakna. Di balik jeruji, waktu menjadi sangat berharga. ‘Lintas Lima’—jam lima sore, momen kebebasan terbatas—menjadi simbol perjalanan batin Warga Binaan. Batik ini bukan sekadar kain, melainkan kisah tentang waktu, pertobatan, harapan, dan semangat untuk bangkit kembali sebagai manusia yang utuh,” jelas Yopi.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam sambutannya menegaskan bahwa batik bukan hanya warisan budaya, tetapi juga kekuatan ekonomi yang mampu melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk lembaga pemasyarakatan, dalam gerakan ekonomi kreatif nasional.

Kehadiran batik Lapas Cipinang dalam Gelar Batik Nusantara 2025 juga merupakan implementasi nyata dari 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, khususnya dalam bidang penguatan keterampilan, pelestarian budaya, dan peningkatan daya saing produk Warga Binaan di ranah UMKM.

Dengan terus mengedepankan prinsip Pemasyarakatan PASTI Bermanfaat untuk Masyarakat, Lapas Cipinang menunjukkan bahwa di balik batas fisik, semangat berkarya, pulih, dan berkontribusi tetap menyala. Batik menjadi simbol bahwa harapan bisa ditenun kembali—di atas kain, dan dalam kehidupan. (sta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *