TANGERANG, Reportasexpost – Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang (LPP Tangerang) mengikuti kegiatan Sosialisasi Optimalisasi Pelaksanaan Rehabilitasi Pemasyarakatan Semester II yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan secara virtual melalui Zoom Meeting, Selasa (5/8). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh UPT pelaksana program rehabilitasi di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Yogyakarta, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Bali, dan NTB.
Kegiatan sosialisasi ini menjadi bagian dari persiapan pelaksanaan program rehabilitasi berbasis pemasyarakatan Tahun 2025. Dalam agenda tersebut, dijelaskan secara sistematis tahapan pelaksanaan rehabilitasi mulai dari proses awal seperti screening, assessment, pelaksanaan program rehabilitasi, hingga tahapan akhir berupa pascarehabilitasi.
Lapas Perempuan Tangerang sendiri telah melaksanakan program rehabilitasi pada termin pertama tahun ini, yang mencakup dua kategori layanan, yaitu program rehabilitasi 15 hari (kategori 1) dan program rehabilitasi 30 hari (kategori 2). Pelaksanaan program berjalan sesuai dengan pedoman dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan diikuti oleh warga binaan yang telah melalui tahapan seleksi sebelumnya.
Menindaklanjuti kegiatan sosialisasi ini, LPP Tangerang akan kembali melakukan screening tahap awal terhadap warga binaan untuk menjaring peserta program rehabilitasi termin selanjutnya. Target screening yang ditetapkan adalah 232 peserta. Namun, mengingat jumlah warga binaan saat ini berjumlah 205 orang, maka pelaksanaan screening akan disesuaikan dengan kondisi faktual penghuni di Lapas.
Dari hasil screening tersebut, jika ditemukan warga binaan yang memiliki riwayat penyalahgunaan Napza, maka akan dilanjutkan dengan proses assessment guna menetapkan mereka sebagai calon peserta program rehabilitasi berikutnya.
LPP Tangerang berkomitmen untuk terus mendukung pelaksanaan program rehabilitasi sebagai bagian dari upaya pemulihan dan reintegrasi sosial warga binaan, guna menciptakan lembaga pemasyarakatan yang lebih humanis dan berorientasi pada pembinaan yang efektif.
