JAKARTA, Reportasexpost.com – Diduga sarang prostitusi berkedok panti pijat atau Massage & Spa bukan rahasia umum lagi di Jakarta. Beberapa tahun belakangan ini, bisnis esek-esek inipun kian tumbuh pesat bak jamur di tahun ini, saat covid 19 sudah endemi. Mirisnya, keberadaan mereka terkesan dilegalkan, dan diduga disinyalir jadi tabungan berjalan bagi para oknum-oknum berseragam.
Diduga logo Lava Spa sama seperti Flam Spa di Bali, masyarakat menduga ini satu group, pada tanggal (11/10/2024) peraktik esek-esek Flam Spa yang sempat viral lewat pemberitaan media massa saat konferensi pers dan diduga melakukan tindakan pidana, sehingga ada lima tersangka yang dituntut Pasal 30 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi juncto Pasal 4 Ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi juncto Pasal 55 Ayat 1 KUHP.
Mengapa diperbolehkan buka kembali yah dengan konsep dan logo yang sama?
Kini Flam Spa Buka di jakarta sehingga berganti nama Lava Spa dengan logo yang sama.
Dari hasil investigasi wartawan kami melalui seluler via chat WhatsApp diduga peraktik esek-esek Lava Spa beralamatkan di Plaza 2 Pondok Indah, Jl. Metro Duta Niaga no.3 BA 45 RT.3/RW.14, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Kami mencoba memboking lalu langsung dikirim (pricelist) menu harga seperti di restoran dan apabila sudah (payment) pembayaran pemilihan terapis akan (showing) di jejerkan seperti barang dagangan bisa tinggal pilih, dengan sigap kami mencoba menanyakan apakah bisa bawa pengaman dari luar dan admin pun menjawab disini bila sudah selesai (Happy Ending nya) terakhir (Hand job) di kocokin dan (Body to body) di pijat dengan badan terapis tanpa busana (SOP). wow fantastis.
Menu harga pun relatif dari yang termurah Rp.1.300.000 sampai dengan yang termahal Rp.3.900.000 durasi waktu 60 menit sampai dengan 120 menit bisa 2 terapis (threesome) dari pricelist yang di sediakan dan sudah termasuk dengan biaya kamar istilah kata include room, terkadang kita heran kalau pijat kesehatan kenapa ada biaya ‘kamarnya’.
Hasil investigasi di lokasi, kami bertanya dengan salah satu tetangganya dan minta dirahasiakan informasi ini yang bekerja di salah satu ruko berinisial R “baru buka mereka dan saya dengar dari Bali kami sebenarnya juga sangat kecewa dengan adanya penyakit masyarakat seperti ini yang saya takuti menularkan penyakit ke masyarakat ini saja sudah di bilang penyakit masyarakat,” imbuhnya.
Diduga praktik pelacuran ini tidak berbeda dengan di tempat lain. Hanya, kemasannya dibuat seolah legal. Mereka menawarkan satu paket service sampai full service, standart room, VIP room dan VVIP room. “Biasanya paket mereka yang service biasa seperti PM,HJ itu hanya sampai pemijatan alat vital. Biar mereka aman, untuk begituan, tidak ada yang namanya menjual perempuan. Kita dibiarkan negosiasi dengan wanita yang mereka sebut terapis. Sebenarnya terapis ini praktiknya PSK.